Pages

Minggu, 26 April 2015

Investasi Bodong Sudah Menyasar Masyarakat Bawah



Investasi Bodong Sudah Menyasar 
Masyarakat Bawah

Sunday, 30 November 2014, 13:15 WIB 
 
REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Bisnis investasi bodong yang memberikan harapan tinggi telah menyasar ke masyarakat kelas bawah yang berpenghasilan rendah.

"Salah satu korbannya seorang tukang becak di Banjarnegara," kata Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Purwokerto Farid Faletehan, Purbalingga, Jawa Tengah, Ahad (30/11).

Menurut dia, tukang becak tersebut ditawari seseorang untuk berinvestasi sebesar Rp1 juta dan dalam dua bulan uangnya akan kembali sebesar Rp2 juta. Oleh karena tertarik, kata dia, tukang becak itu akhirnya ikut investasi sebesar Rp1 juta.

"Dalam dua bulan, uangnya memang kembali sebesar Rp2 juta. Oleh karena yakin, dia kembali berinvestasi sebesar Rp4 juta hingga akhirnya dapat pengembalian Rp8 juta," katanya.

Setelah mendapat pengembalian yang cukup besar, kata dia, tukang becak itu semakin yakin sehingga yang bersangkutan mengajak teman-teman dan saudara-saudaranya untuk mengumpulkan uang hingga Rp70 juta.

Akan tetapi setelah Rp70 juta dikumpulkan, lanjut dia, tidak ada pengembalian dari investasi tersebut dan uangnya tidak kembali.

"Sekarang dia stres. Waktu kami sosialisasi di Cilacap, ternyata hal itu juga ada. Jadi, kita diiming-imingi investasi dengan bunga yang tinggi namun dalam waktu singkat uang itu hangus," katanya


Pengertian atau definisi investasi secara sederhana adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas uang atau dana tersebut. Investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

Investasi tidak hanya menyasar masyarakat kelas atas saja, saat ini investasi juga menyasar masyarakat kelas bawah. Umumnya masyarakat kelas bawah yang minim pengetahuan tentang investasi menjadi sasaran empuk bagi para pelaku-pelaku berkedok investasi atau investasi bodong.
Sebagai contoh, pada kasus diatas. Seorang tukang becak di Banjarnegara yang tertipu akibat investasi bodong ini. Akibat kurangnya pengetahuan tentang investasi tukang becak ini tertipu.
Awalnya tukang becak ini ditawari seseorang untuk berinvestasi, dalam dua bulan uang yang disetorkan akan menjadi berkelipatan. Awalnya ia percaya namun setelah, namun setelah ia mengajak teman dan saudaranya sehingga terkumpul uang sebesar 70 juta tidak ada pengembalian uang yang ia investasikan. 

Apabila kita ingin berinvestasi lebih baik kita mengetahui tentang investasi itu sendiri. Jangan hanya karna diiming-imingi dengan bungan atau pengembalian uang yang besar, tapi kita juga harus berhati-hati dalam berinvestasi. Ada beberapa ciri-ciri investasi bodong agar kita tidak tertipu.

1.  Menjanjikan Bagi hasil keuntungan yang tidak realistis. Seperti kasus investasi bodong terakhir yang terjadi adalah berupa investasi usaha toko susu yang berhasil mengeruk Rp 5 M dari para anggotanya. Dalam hal ini Pelaku menjanjikan bgi hasil keuntungan 8-15 persen per minggu kepada setiap anggotanya. Pada awalnya, pembayaran bagi hasil berjalan lancer hingga beberapa bulan, namun kemudian Pembayaran seret dan pelaku hilang entah kemana. Kasus seperti ini sering terjadi dengan berbagai kedok usaha investasi bodong seperti berkedok investasi warung makan (pernah terjadi menimpa tman saya), arisan, Forex trading, dan lain-lain.
2.  Tidak ada Badan hukumnya. Biasanya investasi bodong atau investasi penipuan tidak terdaftar di badan hukum. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga investasi bodong memiliki badan hukum namun pelakunya bener-bener nekat menipu para nasabahnya.
3.  Tempat usahanya meragukan. Misal tempat usaha yang baru aja dibangun oleh pelaku orang yang tidak kita kenal kepribadiannya sebelumnya. Nggak logis kan tempat usaha kecil misal cuma toko susu dengan omset penjualan tidak seberapa bila di banding bagi hasil yang ditawarkan
4.  Biaya administrasi untuk bergabung invetasi ini besar. Misalnya untuk alasan bayar produk ini itu untuk menjadi anggota.
5.  Administrasi dilakukan secara manual sehingga sulit untuk mengontrol kegiatan usaha investasi bodong tersebut dan sulit mengoleksi data yang akurat dari kegiatan investasi tersebut
6.  Skema bisnis investasi kadang tidak jelas
7.  Menggunakan model ponzi scheme yaitu dana dari investor baru dipakai untuk membayar keuntungan investor lama, begitu seterusnya sehingga investor terakhirlah yang benar-benar terugikan meskipun dengan dalih bahwa tidak ada istilah anggota terakhir karena pasar selalu tumbuh.. tetapi tetap saja member terakhir rugi, Logikanya seperti itu


Jangan mudah tergiur menjadi kaya dengan cepat, jangan mudah tergiur bagi hasil yang besar, cobalah dipikir ulang secara logika apakah realistis atau tidak




Sumber : 
http://www.jatger.net/2013/01/ciri-ciri-investasi-bodong-penipuan.html