Penggaruh Inflasi Terhadap
Pengangguran
Inflasi merupakan keadaan dimana kenaikan harga barang dan atau jasa yang berlaku
secara umum dan terus – menerus sehingga mengakibatkan daya beli masyarakat
menurun. Inflasi merupakan permasalahan ekonomi yang sangat melekat pada
setiap negara yang ada didunia ini. Pada dasarnya inflasi bukanlah hal yang
selalu tidak diharapkan, jika suatu negara dapat ‘mengolah’ inflasi dengan baik
maka keuntunganpun juga bisa didapat, sebab inflasi suatu negara dengan tingkat
kurang dari 4% mampu memicu pertumbuhan penawaran agregat, karena
kenaikan harga akan mendorong produsen untuk meningkatkan outputnya. Namun jika
inflasi dibiarkan begitu saja maka beberapa masalah akan muncul antara lain
melambatnya pertumbuhan ekonomi, berkurangny gairah investor dalam menanam
modal pada negara tersebut, pendapatan riil yang merosot, kesenjangan
distribusi pendapatan dan lain-lain.
Sedangkan
Tingkat inflasi menunjukkan
persentase dari perubahan tingkat harga rata-rata tertimbang untuk barang dan
jasa dalam perekonomian suatu negara.
Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang
tidak dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Masalah
ekonomi makro satu inilah yang paling sering dijumpai terutama pada negara
berkembang, di Indonesia misalnya. Sehingga tidak diherankan apabila setiap
tahunnya negara ini selalu mengalami peningkatan “sumbangan pengangguran”.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya
pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga
dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Adapun secara umum penyebab pengangguran itu terjadi, antara lain karena jumlah
angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan
kerja yang ada yang mampu menyerapnya.
Dalam jangka
pendek, kenaikan tingkat inflasi menunjukkan pertumbuhan perekonomian, namun
dalam jangka panjang, tingkat inflasi yang tinggi dapat memberikan dampak yang
buruk. Tingginya tingkat inflasi menyebabkan harga barang domestik relatif
lebih mahal dibanding dengan harga barang impor.
Masyarakat terdorong untuk membeli barang impor yang relatif lebih murah. Harga yang lebih mahal menyebabkan turunya daya saing barang domestik di pasar internasional. Hal ini berdampak pada nilai ekspor cenderung turun, sebaliknya nilai impor cenderung naik.
Kurang bersaingnya harga barang jasa domestik menyebabkan rendahnya permintaan terhadap produk dalam negeri. Produksi menjadi dikurangi. Sejumlah pengusaha akan mengurangi produksi. Produksi berkurang akan menyebabkan sejumlah pekerja kehilangan pekerjaan.
Para ekonomi berpendapat bahwa tingkat inflasi yang terlalu tinggi merupakan
indikasi awal memburuknya perekonomian suatu negara. Tingkat inflasi yang
tinggi dapat mendorong Bank Sentral menaikkan tingkat bunga. Hal ini
menyebabkan terjadinya kontraksi atau pertumbuhan negatif di sektor riil.
Dampak yang lebih jauh adalah pengangguran menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, tingkat inflasi dan tingkat pengangguran merupakan dua parameter yang dapat digunakan untuk mengukur baik buruknya kesehatan ekonomi yang dihadapi suatu negara.
Kurva ini digunakan oleh Phillips ketika melakukan pengamatan terhadap korelasi
antara pengangguran dengan upah dan inflasi di negara Inggris. Hubungan tingkat
inflasi dengan tingkat pengangguran yang merepresentasikan Kurva Phillips dapat
dilihat pada gambar di bawah.
Dari Gambar
1 diketahui bahwa tingkat inflasi dan tingkat pengangguran memiliki hubungan
yang negatif. Artinya jika tingkat inflasi tinggi, maka pengangguran akan
menjadi rendah. Atau sebaliknya, penganggguran akan menjadi tinggi jika
perekonomian suatu negara mengalami inflasi yang rendah.
Gambar 1 menunjukkan kurva Phillip untuk negara Amerika Serikat pada kurun waktu dari Januari 2008 sampai dengan Oktober 2009. Karena kedua variabel ekonomi ini memiliki hubungan yang negatif, maka usaha untuk menurunkan tingkat inflasi , dapat menimbulkan peningkatan pengangguran.
Gambar 1 menunjukkan kurva Phillip untuk negara Amerika Serikat pada kurun waktu dari Januari 2008 sampai dengan Oktober 2009. Karena kedua variabel ekonomi ini memiliki hubungan yang negatif, maka usaha untuk menurunkan tingkat inflasi , dapat menimbulkan peningkatan pengangguran.
Kesimpulan:
Jadi, tingkat Inflasi berpengaruh
terhadap tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara. Apabila tingkat inflasi
disuatu negara tinggi maka akan terjadi peningkatan terhadap pengangguran. Karena
ketika tingkat inflasi tinggi akan terjadi peningkatan harga barang dan jasa,
dampaknyakenaikan biaya produksi akan mendorong perusahaan untuk mengurangi
barang dan jasa yang diproduksi untuk mencapai tingkat produksi yang efisien.
Dengan pengurangan tingkat produksi akan menyebabkan penggunaan faktor
produksi, termaksud tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan produksi akan
berkurang. Hal ini akan meningkatkaan pengangguran.
Menurut
Teori A.W.Phillips
Menjelaskan
bahwa teori Phillips muncul karena pada saat tahun 1929, terjadi depresi
ekonomi Amerika Serikat , hal ini berdampak pada kenaikan inflasi yang tinggi
dan diikuti denfan pengangguran yang tinggi pula. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan , ternyata ada hubungan yang erat antara inflasi dengan tingkat
pengangguran. Jika inflasi tinggi, pengangguran pun akan rendah.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar